Masyarakat Kecewa Lantaran Pawai Takbiran Didominasi Mobil

Mobil
Foto: Unsplash.com/ Nanda Ardiansyah

HEADLINES.ID – Menjelang Idul Fitri, Pemkab Asahan menggelar pawai takbiran. Warga yang melihat arak-arakan tersebut merasa tidak puas karena dianggap mirip dengan arak-arakan kendaraan sewaan.

Pawai Takbiran Pemerintah Kabupaten Asahan pada malam Idul Fitri sudah ditunggu-tunggu oleh sebagian besar masyarakat. Pasalnya, pengunjung bisa mengamati berbagai mobil hias yang sedang takbir dan bertema beragam, antara lain Ka’bah, desain masjid, dan tema terkait Idul Fitri lainnya.

Pada Jumat, 21 April 2023, sekitar pukul 20.15 WIB, Bupati Asahan, H Surya, dan anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), membubarkan aksi dari halaman kantor Bupati setempat. Tak satu pun dari lusinan kendaraan yang diresmikan pada upacara tersebut memiliki kepribadian berbeda dari mobil dekoratif yang terlihat pada tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga :  Amalan Baik Berpahala Dilakukan Selama Ramadhan

Pada malam takbiran, minibus mendominasi konvoi mobil, yang lebih menyerupai parade mobil sewaan. Beberapa kendaraan  dengan pelat nomor merah yang merupakan ciri khas kendaraan kantor.

Sementara ini terjadi, banyak mobil dengan pickup terbuka yang berisikan sejumlah orang naik di atasnya, menggemakan takbir dengan pengeras suara, yang sedikit berbeda dan tidak mengganggu. Spanduk mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri terpasang di sisi mobil.

Baca Juga :  Banyak yang Belum Tahu. Inilah Arti dari ‘Minal Aidin Wal Faidzin’

Penanda tambahan pada kaca depan mobil yang mereka lekatkan dengan stiker nomor urut. Hal tersebut menunjukkan asal mobil atau kecamatan miliknya dalam konvoi malam takbiran.

Saya datang bersama keluarga dan sengaja menunggu di luar kantor Bupati Asahan. Hal tersebut lantaran saya ingin melihat mobil hias yang biasa malam takbiran. Aku kecewa. Salah seorang warga, Yudi Pane, mengamati, “Sepertinya pawai mobil sewaan seperti ini.”

Baca Juga :  Sering Diucapkan. Inilah Makna Taqabbalallahu Minna Wa Minkum

Bahkan, menurutnya, karena prosesi malam takbiran hanya terjadi setahun sekali, maka biasanya masyarakat setempat sangat menantikannya.

Yang utama takbiran yang semarak tetap bergema, berlangsung khusyuk, dan berjalan lancar, imbuhnya. “Ya, kali ini berbeda. Malam takbiran ini mereka buat sederhana, tidak mewah.”