Rapat Pleno Pilwakot Bandar Lampung, Dang Ike Singgung Demokrasi

Headlines.id – Rapat pleno terbuka atas verifikasi perbaikan calon perseorangan dalam Pilwakot Bandarlampung digelar Jumat (21/8). Dalam rapat pleno kecamatan, dukungan untuk Bacaden Ike Edwin-Zam Zanariah masih belum sampai ambang batas minimal 47.864 dukungan.

Di sela pleno, Dang Ike mengaku ikhlas jika memang pada akhirnya dinyatakan tidak lolos dalam verifikasi faktual perbaikan ini. Namun,  dia menegaskan sudah memegang bukti-bukti ketidak sesuaian antara data timnya dan data yang tertuang dalam hasil pleno Kecamatan.

“Saya tidak lolos tidak apa-apa. Protes saya terserah mau diterima atau tidak saya tetap lapang dada dan tidak loyo. Tapi semua bukti saya sudah pegang. Pada H -5 itu saya sudah ada data dari lapangan mana yang MS dan mana yang tidak. Saya foto semua,  ada yang di intimidasi tidak boleh datang.  Ternyata di dalam pleno hasilnya berbeda, ” ucapnya saat sambutan,  Jumat (21/8).

Baca Juga :  Pilwakot Bandar Lampung, Dana Kampanye Awal Pasangan Rycko-Johan Paling "Tajir"

Dang melanjutkan,  tidak akan melakukan hal macam-macam. Dimana dia tetap menjaga marwah kepolisian. Sebab,  kata dia saat menjadi Kapolda Lampung,  dia mendapatkan penghargaan penanganan konflik. “Jadi tenang saja pak Candra (Ketua Bawaslu Bandarlampung), pak Dedi (Ketua KPU Kota Bandarlampung),  saya tidak akan macam-macam.  Saya akan beri contoh yang baik demi penegakan demokrasi, ” ucapnya.

Baca Juga :  Banpol PP Mulai Tebang Reklame Bodong

Jika benar TMS, Dang bilang, semua yang dialaminya dalam proses verifikasi faktual ini akan dicatatnya dan dituangkan dalam buku. “Jadi semua ada. Foto-fotonya juga ada,  mana yang TMS,  mana yang MS. Saya tidak macam-macam,  nanti semua tercatat dan tertulis dalam buku,  yang nanti akan saya ekspose di media massa di Jakarta. Biar menjadi catatan nasional tentang bagaimana penegakan demokrasi di Lampung, ” kata dia.

Baca Juga :  Pilwakot Bandar Lampung: Berebut 647.278 Suara

Buku tersebut kata Dang,  bukan untuk membongkar aib. Namun ini bentuk rasa cinta dan kasih sayangnya terhadap semua pihak. Sebab,  dalam pemilihan,  demokrasilah yang paling utama. “Bagaimana rasa sayang saya akan merubah demokrasi yang lebih baik dengan buku ini.  Saya kan bukan penjahat,  saya bukan abal-bal,  saya juga bukan begal. Terlebih saya bukan koruptor. Saya masih menerima jika memang mau dilakukan pencocokan data, ” kata dia. (sumber)