Headlines.id – Kusumo, lovebird legendaris milik Sigit, warga Desa Jambakan, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah, mati pada 19 November 2018.
Meski kehilangan, Sigit mengaku tak menyesal lovebird miliknya yang pernah ditawar Rp 2,2 miliar itu mati.
Ia mengisahkan, Kusumo mati tak lama setelah dimandikan.
“Sama sekali tidak ada rasa menyesal. Karena bagi saya Kusumo lebih dari sekadar lovebird,” kata Sigit seperti dikutip dari Kompas.com, Jumat (23/11/2018) malam.
Sigit menceritakan, selama ini Kusumo tidak pernah sakit atau terserang penyakit. Kematian Kusumo sangat mengagetkannya.
“Malam itu saya pulang dari Jogja. Kusumo saya bawa ke samping saya, habis saya mandikan. Duduk santai di pendapa. Dia pengin keluar sangkar, tahu-tahu kayak pengin mendekat,” kata dia.
Menurut Sigit, perilaku Kusumo merupakan pertanda atau pesan terhadap dirinya sebelum mati.
“Kusumo aku pegang, lemas, kukira tidur. Ternyata bablas (mati),” kata dia.
Saking istimewanya, Kusumo pernah ditawar oleh seseorang senilai Rp 2,2 miliar. Namun, Sigit menolak tawaran itu karena baginya Kusumo sudah menjadi bagian dari hidup.
“Bagi saya Kusumo sudah menjadi bagian dari hidup saya. Ikatan batin yang tidak bisa dinilai dengan rupiah,” ujar Sigit.
Sigit mengatakan, banyak kenangannya bersama Kusumo. Menurut dia, Kusumo sudah memberikannya kebanggaan karena sering juara setiap mengikuti kontes perlombaan burung berkicau.
“Sudah lebih dari 400 kali juara pertama, setiap mengikuti berlombaan burung di berbagai event regional maupun nasional,” kata calon anggota DPR RI Dapil V Jateng dari PKB ini.
Sigit mengungkapkan, ia telah memelihara Kusumo sejak burung itu masih kecil. Ia membeli anakan lovebird itu di pasar.
Ia memelihara Kusumo dengan penuh cinta dan perhatian.
Bahkan, untuk menghasilkan suara yang bagus, Kusumo selalu diberi makan berupa daun bayam dan daun gingseng. (kpc/wrt/hli)