Headlines.id – Segmen keempat debat capres-cawapres dinilai Pakar komunikasi dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menunjukkan Sandiaga menguasai masalah ekonomi. Sementara itu Hendri menilai Jokowi-Ma’ruf terlalu memaksakan untuk membahas masalah ekonomi digital.
“Di segmen keempat kalau masalah ekonomi memang Sandi lebih baik dibandingkan dengan Jokowi dan Ma’ruf, makanya memang (Sandiaga) banyak bicara. Tapi memang Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf ini dari debat pertama sampai terakhir ini, ini terlalu memaksakan tentang digital,” ujar Hendri saat dihubungi, Sabtu (13/4/2019).
Hendri juga menyoroti Jokowi yang menurutnya berkali-kali berbicara tentang ekonomi makro. Padalah dia menilai yang dibutuhkan masyarakat ini adalah meningkatnya ekonomi mikro.
“Karena membarikan suara itu per individu, nah Prabowo-Sandi paham betul dengan itu, makanya bicara tentang harga-harga barang yang mahal itu diturunkan, harga tarif listrik mahal itu diturunkan, tentang lebih banyak uang di kantong dibanding dengan sebelumnya,” katanya.
“Sementara Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf berusaha terus menerus membuat digital seolah-olah adalah solusi bagi semuanya, elektronik adalah solusi bagi semuanya. Sebenarnya seharusnya tidak seperti itu,” lanjutnya.
Menurut Hendri, Indonesia merupakan negara maritim dan negara agraris, dimana pembahasan digital ekonomi tidak boleh hanya terpusat di perkotaan saja. Dikatakan Hendri, jika memang harus membahas digital ekonomi, harusnya membahas bagaimana digital meningkatkan ekonomi di bidang maritim dan agraris.
“Lagi-lagi intinya adalah Pak Jokowi-Ma’ruf ini kurang menyentuh persoalan masyarakat secara individu dan keluarga, karena terus menerus bicara hal-hal yang menurut beliau mungkin keren, tapi yang dibutuhkan saat ini adalah bagaimana masyarakat hidup dengan enak, caranya ya ekonomi lebih baik, harga-harga lebih terjangkau. Jadi tadi apa yang dikatakan Sandi tentang bagaimana caranya memiliki uang lebih banyak di kantong jika Prabowo-Sandi terpilih itu sebuah konsen yang bagus sekali,” paparnya.
“Pak Jokowi-Ma’ruf harus memperbaiki tentang literasi digitalnya, bukan berarti anda bicara digital terus menjadi so ‘wow’ pemimpin yang luar biasa. Belum tentu, pemimpin yang luar biasa adalah pemimpin yang mengerti rakyatnya,” pungkasnya.(wrt/hli)