Headlines.id
Perekonomian Indonesia diprediksi 99% masuk jurang resesi pada kuartal III-2020. Bahkan pemerintah sendiri sudah mengakui hal tersebut, salah satunya Menko Polhukam Mahfud MD. Dia bilang, ekonomi nasional bakal masuk jurang resesi.
Resesi adalah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi minus dua kuartal berturut-turut. Ekonomi Indonesia sudah minus 5,32% pada kuartal II-2020, dengan prediksi tersebut maka pertumbuhan ekonomi tanah air pada kuartal III kembali minus lagi atau resmi resesi.
Pemerintah Indonesia sudah melaksanakan program bantuan sosial (bansos) guna menjaga tingkat konsumsi rumah tangga alias daya beli masyarakat. Kontribusi perekonomian Indonesia paling besar berasal dari konsumsi rumah tangga.
Staf Khusus Menko Perekonomian Reza Yamora Siregar mengatakan pemerintah terus mengantisipasi pelemahan ekonomi akibat COVID-19 melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang salah satunya tentang perlindungan sosial.
“Jadi intinya. Kita antisipasi pertumbuhan yang masih negatif di kuartal III. Tapi saya melihat kuartal II yang lewat merupakan titik terendah dari pertumbuhan kita. Yang sekarang kita terus dorong pemulihan ekonomi yang cepat dan sustainable,” kata Reza saat dihubungi detikcom, Jakarta, Senin (31/8/2020).
Reza menjelaskan, pemerintah akan terus menguatkan dan memperbanyak program bansos agar daya beli masyarakat tidak menurun. Dengan menjaga daya beli tersebut, diharapkan ekonomi nasional tetap berputar di tengah pandemi Corona.
Program pemulihan ekonomi nasional dianggarkan sebesar Rp 695,2 triliun, anggaran ini dialokasikan untuk sektor kesehatan sebesar Rp 87,55 triliun, perlindungan sosial Rp 203,90 triliun, insentif usaha Rp 120,61 triliun, UMKM sebesar Rp 123,46 triliun, pembiayaan korporasi Rp 53,57 triliun, dan sektoral kementerian/lembaga (k/L) serta pemda sebesar Rp 106,11 triliun.
“Pada kuartal II, banyak program stimulus dan kesehatan yang masih pada awal pengembangan. Kita akui kondisi pandemi global ini bukan hal yang kita banyak pengalaman menghadapinya. Banyak program stimulus yang sekarang sudah bergulir. Dengan Perpres 82/2020, koordinasi dan monitoring kebijakan jauh lebih siap,” jelasnya.finance.detik.com