Headlines.id
Sudah menjadi rahasia umum bahwa wabah virus corona (Covid-19) telah membuat banyak bisnis kesulitan hingga sebagian ada yang harus melakukan perampingan dan juga gulung tikar.
Namun ternyata, di saat banyak bisnis kesusahan, industri atau bisnis seputar “sex” justru berkembang. Sebagaimana dilaporkan Billy Penn, beberapa bisnis seputar sex yang berkembang di tengah pandemi termasuk penjualan mainan sex.
“Ini seperti Hari Valentine yang panjang bagi kami,” kata Stuart Schlaffman, pemilik Condom Kingdom di South Street, Amerika Serikat (AS) kepada Billy Penn. “Saya dapat memberitahu Anda penjualan setidaknya naik 20% sampai 25%. Ini bisa menjadi lebih tinggi pada akhirnya.”
Perusahaan internasional seperti Adam and Eve dan Wow Tech Group (pemilik We-Vibe and Womanizer) juga melaporkan peningkatan penjualan 30% hingga 200% pada Maret dan April, menurut New York Times.
Kenaikan itu sendiri dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk keamanan dan jarak. Di mana untuk menyiasati hal itu, banyak toko-toko sex yang kini menyediakan penjualan online sampai mengantar langsung pesanan ke pelanggan.
Salah satu yang menyediakan jasa pengantaran langsung pesanan ke pelanggan adalah Velvet Lily. Toko yang terletak di Philadelphia, Pennsylvania itu telah mulai menawarkan janji temu pribadi dan penjemputan pesanan di tepi jalan. Di mana semua sistem jual belinya dilakukan sesuai protokol kesehatan.
Kali Morgan, pemilik Passional Boutique & Sexploratorium, mengatakan janji temu pribadi dengan pelanggan bisa jadi pelayanan toko seks yang paling aman. Itu dikarenakan pelanggan dapat melihat langsung barang dan menjaga jarak dari orang, dan barang-barang itu didisinfeksi langsung di tempat.
“Kami masih berkomitmen untuk membiarkan orang menyentuh dan mencoba barang tester kami,” kata Morgan. “Ini adalah banyak pekerjaan. Setiap transaksi sangat padat karya.”
Selain toko mainan seks, kelas pendidikan seks online dan mainan seks yang lebih menantang juga terus mengalami lonjakan penggemar.
“Mereka semakin berani,” kata Cartagena, pemilik toko Velvet Lily. “Saya pikir itu mungkin ekspresi diri. Seperti, ‘Hei, kita sedang berada di tengah pandemi, siapa tahu jika kita akan mati, kita sebaiknya mencoba sesuatu’.”CNBC Indonesia.