Tuai Pro Kontra! Pemkot Bogor akan Ganti Angkot dengan Bus

Angkot
Foto: Unsplash.com/ Galuh Hari Setiawan

HEADLINES.ID – Dalam beberapa tahun terakhir, Bogor mendapat julukan “Kota Sejuta Angkot” selain “Kota Hujan”. Saya tidak yakin siapa yang mencetuskan frasa tersebut, tetapi frase ini dengan sempurna menangkap variasi transportasi umum yang berjejer di jalan-jalan di zona penyangga di sekitar ibu kota.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengusulkan bus sebagai angkutan massal yang lebih hemat dan hemat untuk mengatasi kemacetan ini. sehingga lebih banyak orang menggunakan angkutan umum dan lebih sedikit mobil yang mengeluarkan karbon dioksida.

Hal itu disampaikan Kasubdit Pembiayaan dan Pengawasan Perhubungan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Ghoefron Koerniawan, di kantor Kementerian Perhubungan di Jakarta Pusat, Selasa 27 Juni 2023.

“Seharusnya satu bus yang ada bisa menampung penumpang setara 3 angkot penuh,” imbuhnya.

Pemerintah memutuskan untuk menyediakan bus daripada mengawasi angkot yang ada di Bogor Raya karena beberapa alasan. Salah satunya berkaitan dengan seberapa layak secara teknis dan fisik untuk menjalankan angkutan umum.

Menurut Ghoefron, “Angkutan umum di Bogor sudah berusia lebih dari 15 tahun, dan banyak kendaraan yang tidak memenuhi persyaratan hukum.”

Hasil yang Merugikan

Menjamurnya angkot yang beroperasi di jalan tentunya berpotensi merugikan baik persaingan usaha maupun keselamatan pemudik dan pengguna jalan lainnya.

“Akibat dari pelayanan itu, di sisi lain dapat membahayakan masyarakat karena mengejar setoran,” ujarnya.

Selain itu, menggunakan transportasi umum berkontribusi terhadap polusi udara dan menghasilkan emisi karbon. Ghoefron mengklaim, inilah yang menjadi alasan pemerintah mengajak para penyedia angkutan umum untuk bergabung.

“Kami menawarkan kepada para sopir angkot untuk menjadi driver bagi operator baru sehingganya kami dapat mengurangi jumlah emisi dari penggunaan angkot,” tandasnya.

Tawaran kepada Sopir Angkot

Pemerintah juga memberikan kesempatan kepada para operator angkot ini untuk menjadi freeder di trayek sekunder. Mengingat bus akan menggantikan jalur utama.

Ini menunjukkan bahwa daripada membuangnya begitu saja, kami menyediakan “mainan baru” dengan ukuran rute yang lebih kecil dan kapasitas muatan yang lebih tinggi.

Ghoefron menambahkan bahwa pemerintah akan menempatkan kendaraan listrik di jalan utama sebagai upaya untuk menurunkan emisi karbon. Situasinya masih dijajaki dengan pihak terkait.

“Di masa mendatang, kami juga akan mencari cara untuk mengubah bus ini menjadi kendaraan listrik. Karena perubahan ini menghabiskan banyak uang, kami akan mengubahnya menjadi bus listrik,” katanya.


Ikuti Kami di Google News: HEADLINES.ID