Headlines.id
China masih menjadi negara pemasok utama produk impor non migas ke Indonesia. Sepanjang Januari hingga Juli 2020, nilai impor dari negeri panda tersebut mencapai US$ 21,36 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto merinci, terjadi peningkatan nilai impor nonmigas berdasarkan pada 5 negara asal pada Juli 2020 terhadap Juni 2020. Kelima negara tersebut di antaranya Korea Selatan, China, Malaysia, Taiwan, dan India.
Berdasarkan negara asal, impor dari Korea Selatan pada Juli 2020 meningkat US$ 119,4 juta dibandingkan Juni 2020. Sementara dari China meningkat US$ 78,2 juta, Malaysia meningkat US$ 50,2 juta, Taiwan meningkat US$ 46,2 juta, dan India meningkat US$ 45,2 juta.
“Secara keseluruhan pangsa impor nonmigas sepanjang Januari-Juli 2020 tertinggi tetap pada Tiongkok [China], dengan nilai impor mencapai US$ 21,36 miliar,” kata Suhariyanto, Selasa (18/8/2020).
Kontribusi nilai impor China terhadap total impor nonmigas di Indonesia mencapai 29,31%.
Secara rinci dari nilai impor dari China yang mencapai US$ 21,36 miliar sepanjang Januari-Juli 2020, beberapa barang yang diimpor oleh Indonesia di antaranya mesin-mesin atau pesawat mekanik, mesin/peralatan listrik, plastik dan barang dari plastik, bahan kimia organi, besi dan baja, dan sebagainya.
Nilai impor pada Juli 2020 dari China untuk mesin-mesin/pesawat mekanik mencapai US$ 4,84 miliar, mesin/peralatan listrik US$ 4,77 miliar, plastik dan barang dari plastik US$ 868,21 juta, bahan kimia organik US$ 866,53 juta, besi dan baja US$ 746,96 juta.
Namun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, nilai impor Januari-Juli 2020 dari tiga belas negara tujuan utama turun US$ 10,38 miliar atau turun 15,34%.
Penurunan terutama dipengaruhi dari nilai impor China yang turunnya mencapai US$ 3,39 miliar atau turun 13,71%, Jepang turun US$ 2,38 miliar atau turun 26,06%, dan Thailand turun US$ 1,36 miliar atau turun 24,85%.
Nilai impor Indonesia pada Juli 2020 mencapai US$ 10,47 miliar atau turun 2,73% dibandingkan Juni 2020. Bahkan tercatat terkontraksi lebih dalam jika dibandingkan Juli 2019 yang turun 32,55%.CNBC Indonesia