Rusuh! Para Demonstran di Prancis Gelar Protes Besar-Besaran

Demonstrasi
Foto: Unsplash.com/ Koshu Kunii

HEADLINES.ID – Setelah seorang bocah lelaki berusia 17 tahun ditembak oleh polisi pada 27 Juni 2023, di luar Paris, kerusuhan meletus di seluruh Prancis. Hal ini memicu larangan protes di berbagai lokasi, imbauan perjalanan, dan kebangkitan diskusi tentang undang-undang yang terlalu ketat yang memengaruhi kelompok rentan.

Saat petugas polisi anti huru hara terlibat pertempuran dengan pengunjuk rasa, beberapa orang membakar kendaraan dan memanjat bangunan dengan jendela yang rusak pada Sabtu , 1 Juni 2023.

Dalam upaya meredakan ketegangan dan menyatukan bangsa selama masa jabatan keduanya, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengadakan pertemuan darurat para menteri sebagai reaksi atas gangguan tersebut.

Pemicu Protes

Nahel, seorang lelaki keturunan Aljazair, korban dari penembakan seorang petugas polisi awal pekan ini saat menghentikan lalu lintas di distrik Nanterre, Paris.

Video saksi dari insiden tersebut menunjukkan dua petugas berdiri di sisi pengemudi kendaraan dengan salah satu dari mereka menodongkan senjata ke pengemudi meskipun tampaknya tidak berada dalam bahaya langsung. Menurut polisi, ia menembak bocah itu karena mengira akan menabrak seseorang dengan mobilnya. Pascal Prache, jaksa penuntut di Nanterre, mengatakan hal tersebut.

Menurut Prache, polisi mereka anggap telah menggunakan senjata mereka yang melanggar hukum. Ia telah masuk penjara dan saat ini menjadi subjek investigasi pembunuhan.

Akibat protes atas prasangka rasial di Prancis yang memicu pembunuhan Nahel. Pengunjuk rasa membawa plakat bertuliskan “Polisi membunuh” dan ratusan gedung pemerintah pun telah rusak akibat unjuk rasa tersebut.

Kirimkan Lebih dari 40.000 Petugas Kepolisian

Menyusul kerusuhan beberapa malam di Prancis dan di tempat lain, otoritas Prancis telah melancarkan tindakan keras. Kepolisian mengerahkan lebih dari 40.000 personel polisi untuk berpatroli di kota-kota negara. Lebih dari 2.000 orang telah polisi tahan sejak Selasa, 27 Juni 2023, dan lebih dari 500 petugas polisi serta lainnya terluka.

Lima ribu petugas keamanan bersiaga di Paris. Otoritas memberikan izin petugas untuk mengakhiri gangguan. Gerard Darmanin, menteri dalam negeri Prancis, memerintahkan “lakukan penangkapan dan memulihkan ketertiban”.

Protes kekerasan juga terjadi di wilayah seberang laut Prancis. Pada Kamis, 29 Juni 2023, seorang pria ditembak dan dibunuh di Cayenne, ibu kota Guyana Prancis.

Pihak berwenang mengklaim bahwa polisi menahan setidaknya 28 orang sehubungan dengan kerusuhan di wilayah Reunion di Samudra Hindia Prancis.

Tanggapan dari Presiden Macron

Menyusul demonstrasi selama berminggu-minggu menentang reformasi pensiun yang tidak populer awal tahun ini. Macron berusahan dalam kurun waktu 100 hari untuk membangun kembali negara dan merestrukturisasi kepemimpinannya. Namun, kemungkinan reset sekarang berkurang karena protes yang meluas.


Ikuti Kami di Google News: HEADLINES.ID