HEADLINES.ID – Budi Waseso alias Buwas, pimpinan Bulog, menyatakan organisasinya siap menuntaskan tugas yang diberikan pemerintah. Namun, pasokan beras lokal harus dimanfaatkan untuk merealisasikan impor beras 2 juta ton.
Usai rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Senin (27/3/2023), Buwas mengatakan, “Belum. Kami baru mendapat penugasan dari Bapanas, 2 juta ton, itu belum, karena kita lihat nanti situasinya, apakah perlu atau tidak.”
Sampai saat ini, Bulog baru melirik beberapa negara sebagai sekutu strategis yang potensial untuk mengimpor komoditas penting tersebut. Selain itu, impor akan terjadi secara bertahap.
Bisnis makanan milik negara ini perlu mengimpor 500.000 ton pada tahap awal. Penggunaan 500.000 ton beras akan pemerintah gunakan untuk inisiatif bantuan kemanusiaan. (bansos).
Buwas mengaku belum mengetahui waktu pasti pengiriman 500.000 ton tersebut. Hal tersebut lantaran belum adanya persiapan seperti saran teknis (rekomtek).
Untuk mengimpor 2 juta ton beras tahun ini, Bapans memberikan surat penugasan kepada Bulog pada 24 Maret tahun ini.
Setelah BUMN pangan itu mengimpor 500.000 ton beras dari sejumlah negara mitra antara Desember 2022 hingga Februari 2023, ini merupakan penugasan kedua.
Sesuai surat penugasan Kepala Badan Panas Arief Prasetyo Adi kepada Bulog, pembelian 2 juta ton beras itu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan CBP (cadangan beras pemerintah) pada 2023.
“Akhir Desember 2023, kami menugaskan Perum Bulog untuk mengakuisisi 2 juta ton stok beras pemerintah asing (CBP). Surat penugasan menyebutkan 500.000 ton pertama akan pemerinta beli secepat mungkin.”
Kecuali penyerapan domestik yang signifikan pada puncak panen 2023, Bapanas yakin impor beras volume kedua akan mampu memenuhi permintaan CBP.