HEADLINES.ID – Kita harus selalu menjaga kedamaian sosial karena mereka adalah makhluk sosial yang hidup berdampingan.
Keharmonisan ini akan memungkinkan individu merasa lebih terhubung satu sama lain, saling membutuhkan, menghargai perbedaan satu sama lain, saling mendukung, dan mampu menyatukan sudut pandang yang berbeda. Toleransi adalah kata lain untuk ini.
Kata “toleransi” dapat dipahami dari dua sudut pandang yang berbeda. Menurut etimologinya, toleransi adalah pinjaman bahasa Inggris yang menyiratkan “kesabaran dan keterbukaan pikiran”, dan kata kerja transitif “toleransi” berarti “bersabar untuk menghadapi, melihat, dan menanggung sesuatu.”
Sebaliknya, istilah “toleran” berarti bersabar dan toleran. Sebaliknya, toleransi dalam bahasa mengacu pada kemampuan seseorang untuk melatih kesabaran dan menahan diri dari tindakan yang di luar karakternya.
Dalam Islam, toleransi memiliki dua makna yang berbeda. Di satu sisi, setiap Muslim wajib untuk memegang teguh keyakinan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa tidak ada tuhan lain yang patut kita sembah. Muslim, di sisi lain, harus memahami dan menunjukkan rasa hormat kepada mereka yang menjalankan agama yang berbeda.
Islam terkenal dengan toleransinya, baik terhadap sesama muslim maupun terhadap pemeluk agama lain.
Menurut hadis di atas, toleransi dalam Islam mengacu pada kebebasan untuk memegang teguh filosofi yang sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Pemahaman adalah hasil ijtihad seseorang dan tidak boleh ada paksaan karena ideologi yang merka junjung tinggi adalah pemahaman yang benar sesuai dengan pemikiran dan keyakinannya. Oleh karena itu, seseorang tidak akan mengikuti ajaran lain yang menurutnya tidak sepenuhnya benar.
Konsep toleransi dari sisi lain juga bisa kita lihat sebagai empati Sang Pencipta terhadap makhluk ciptaannya.
Karena ayat pembukaan Surat Al-Fatihah menggambarkan sifat Allah sebagai Ar-Rahman dan Ar-Rahim, maka kita pahami bahwa sifat ketuhanan Allah terhadap hamba-hamba-Nya lebih berdasarkan pada cinta dan kasih sayang daripada agresi dan tirani seperti para penguasa yang bertuhan. Hadis Nabi juga mendukung hal ini.