Kerjsa Sama Pembangunan Pertanian Berkelanjutan di Indonesia

Padi
Foto: Unsplash.com/ Yuki Ho

HEADLINES.ID – Membentuk Masa Depan Pertanian Berkelanjutan Indonesia Melalui Kolaborasi dan Inovasi Teknologi menjadi topik webinar yang diselenggarakan oleh SwissCham Indonesia, Kamar Dagang Swiss-Indonesia, sebuah asosiasi industri Swiss dan Indonesia.

Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan perwakilan dari perusahaan anggota SwissCham membahas bagaimana kerja sama dan kemajuan teknis membantu membangun pertanian berkelanjutan di Indonesia.

Bisnis anggota SwissCham yang berpartisipasi, Nestlé, Syngenta, dan Koltiva menilai prospek ekonomi Indonesia cukup menjanjikan. Seluruh pelaku bisnis dapat menekankan pembangunan berkelanjutan sebagai langkah penting untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung pemulihan ekonomi Indonesia dari ketidakpastian ekonomi global dengan inovasi dan kerjasama yang tepat.

Musdhalifah mengatakan,  “Saya kira kita bisa membentuk masa depan pertanian berkelanjutan Indonesia melalui kerja sama dan inovasi teknologi.”

Menurut Philipp Orga, kepala Kerjasama Ekonomi Swiss di Kedutaan Besar Swiss di Indonesia, Swiss berdedikasi untuk membantu Indonesia. Lebih spesifiknya lagi di dalam memproduksi komoditas berkelanjutan melalui Program Kerjasama yang dijalankan oleh kedutaan.

Program Lanskap Berkelanjutan Indonesia

Di 10 kabupaten di pulau Sumatera dan Kalimantan, Program Lanskap Berkelanjutan Indonesia (SLPI) yang Swiss danai bekerja sama dengan bisnis swasta. Hal tersebut bertujuan untuk membantu petani mencari nafkah sambil memerangi perubahan iklim dan menjaga lingkungan.

“Nestle dan beberapa rekan bisnisnya membuat kemajuan praktik pertanian regeneratif yang merupakan inti dari sistem pangan kita. Oleh karena itu, kami yakin bahwa kemitraan yang kami kembangkan untuk pertanian berkelanjutan. Hal tersebut tentunya akan bermanfaat bagi petani, bisnis, dan lingkungan secara keseluruhan.” Ujar Syahrudi, Head of Corporate Sustainable Agriculture Nestlé Indonesia.

Menurut Mr Kazim Hasnain, Presiden Direktur Syngenta Indonesia, petani Indonesia tentunya harus beradaptasi dengan perubahan tuntutan lingkungan. Juga regulator, pelanggan, pengolah makanan, dan pedagang.

Tekanan dari faktor-faktor termasuk perubahan iklim, erosi tanah, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Juga pergeseran preferensi makanan konsumen dan kekhawatiran tentang bagaimana  kualitas makanan semakin memburuk. Oleh karena itu, hal tersebut dapat mengganggu sifat pertanian secara umum, termasuk gulma, hama, dan penyakit yang terus menjadi sulit.


Ikuti Kami di Google News: HEADLINES.ID