Hari Pers Nasional: Menggali Peran Pers dalam Demokrasi Indonesia

Hari Pers Nasional 2025. Dok. PWI
Hari Pers Nasional 2025. Dok. PWI

HEADLINES.ID – Setiap tanggal 9 Februari, Indonesia merayakan Hari Pers Nasional, sebuah momen penting yang menyoroti peran vital pers dalam kehidupan berbangsa.

Namun, di balik perayaan ini, ada tantangan serius yang dihadapi para jurnalis, termasuk ancaman terhadap keselamatan mereka.

Beberapa tahun terakhir, ancaman terhadap jurnalis semakin meningkat. Contohnya, di Ukraina dan Palestina, banyak jurnalis yang menghadapi bahaya saat meliput konflik.

Di Indonesia sendiri, kita masih ingat tragedi yang menimpa Sempurna Pasaribu, seorang wartawan yang rumahnya dibakar pada 27 Juni 2024, menewaskan dirinya dan keluarganya.

Kebebasan berpendapat adalah hak setiap individu, asalkan sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Menurut Liberties, hak untuk menyuarakan pendapat dan publikasi oleh pers serta masyarakat memiliki beberapa alasan penting.

Pertama, masyarakat membutuhkan akses terhadap informasi yang akurat dalam berbagai topik untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagai komunitas sosial.

Akses ini hanya mungkin jika anggota masyarakat merasa aman untuk menyuarakan isu dan permasalahan yang terjadi.

Hal ini mempermudah penyelesaian masalah sistemik dari dalam dan mencegah penyalahgunaan kekuasaan.

Selain itu, dalam memilih pemimpin, seseorang akan menilai berdasarkan perilaku mereka saat berkuasa dan apakah mereka menepati janji atau tidak.

Laporan sosial ini merupakan tugas mulia dari masyarakat sipil dan media pers. Namun, hal ini harus dilakukan tanpa mengandung fitnah.

Kebebasan bersuara juga mendorong masyarakat untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat, sebagaimana diatur dalam Pasal 28E ayat 3 UUD 1945.

Ini melatih mereka untuk mempengaruhi keputusan publik melalui protes atau partisipasi kampanye.

Dengan demikian, mereka dapat memprotes aturan yang merugikan atau mendorong penguasa untuk lebih memperhatikan suatu isu.

Dalam masyarakat demokratis, semua orang harus dihargai dan diperlakukan setara. Namun, kaum minoritas seringkali terpinggirkan demi keputusan yang menguntungkan mayoritas.

Kebebasan bersuara memberikan peluang bagi anggota kelompok minoritas untuk berkampanye meraih dukungan publik dan mengakhiri ketidaksetaraan hak asasi.

Semua orang menginginkan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik. Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, kebebasan berpendapat dan berekspresi harus didukung.

Otoritas yang menekan kritik menghalangi publik untuk membuat keputusan yang sadar. Penghalangan atau ketidakjelasan informasi tersebut akan membuat keadaan semakin memburuk, menghambat progres penyelesaian dan pencarian solusi.

Hari Pers Nasional menjadi pengingat akan pentingnya peran pers dalam menjaga kebebasan berpendapat dan menyuarakan kebenaran.
Dengan dukungan masyarakat, diharapkan pers dapat terus menjalankan fungsinya dengan baik dan aman.


Ikuti Kami di Google News: HEADLINES.ID