HEADLINES.ID – Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang kelima dan wajib dilakukan oleh umat Muslim yang memiliki kemampuan, baik fisik maupun finansial.
Haji adalah perjalanan suci menuju Baitullah atau Ka’bah yang terletak di kota Makkah, Arab Saudi, dan dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah.
Bagi banyak umat Muslim, menunaikan haji adalah impian hidup yang membawa makna spiritual yang mendalam.
Tradisi Panggilan Haji dan Hajjah di Indonesia
Mengapa Gelar ‘Haji’ dan ‘Hajjah’ Penting dalam Masyarakat Indonesia?
Setelah menunaikan ibadah haji, di Indonesia, terdapat tradisi menyematkan gelar “Haji” untuk pria dan “Hajjah” untuk wanita yang telah melaksanakan haji.
Gelar ini bukan hanya sekadar panggilan, tetapi juga penghormatan dan pengakuan atas pencapaian mereka dalam menjalankan salah satu kewajiban agama yang besar.
Menurut Buya Yahya, seorang ulama terkenal, penggunaan gelar ini sudah menjadi kebiasaan turun-temurun di masyarakat Indonesia.
“Karena tradisi di Indonesia sudah biasa, ada Pak Haji, kalau ada orang haji ya panggilan Pak Haji,” ujar Buya Yahya dalam sebuah video di kanal YouTube Al-Bajjah TV.
Beliau menjelaskan bahwa meskipun panggilan ini telah menjadi bagian dari budaya, tidak semua orang merasa nyaman dengan gelar tersebut, baik mereka yang baru kembali dari haji maupun orang di sekitar mereka.
“Karena kalau sudah menjadi kebiasaan, bisa jadi kalau tidak dipanggil kita tidak enak,” tutur Buya Yahya.
Dalam konteks ini, Buya Yahya juga mengingatkan agar tidak terlalu terpaku pada gelar tersebut. Menurut beliau, yang lebih penting adalah menjaga sikap rendah hati dan tidak merasa lebih unggul karena telah menunaikan ibadah haji.
“Menjaga hati orang, jangan sakiti dia, jaga hati kita agar kita tidak sombong,” pesan Buya Yahya.
Hal ini menunjukkan bahwa esensi dari haji adalah peningkatan spiritualitas dan ketaatan, bukan sekadar gelar atau status sosial.