Headlines.id – Kasus-kasus baru virus corona masih terus dikonfirmasi terjadi setiap harinya di Indonesia. Data terakhir, hingga Senin (10/8/2020), ada 1.687 kasus baru Covid-19 yang dilaporkan sehingga total kasus menjadi sebanyak 127.083. Kasus-kasus ini datang dari berbagai latar belakang, mulai dari dokter hingga siswa sekolah.
Berdasarkan catatan terbaru dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), hingga Selasa (4/4/2020) lalu, terdapat 74 dokter dari seluruh Indonesia yang dilaporkan meninggal akibat positif dan suspek Covid-19. Selain bekerja dalam lingkungan berisiko tinggi tertular Covid-19, para dokter juga rentan mengalami stres dan kelelahan dengan terus bertambahnya jumlah pasien. Padahal, tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam menghadapi pandemi virus corona ini.
Menurut Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, kondisi ini menunjukkan masih tingginya kasus infeksi di tengah masyarakat.
“Masih terus adanya kasus kesakitan dan kematian pada tenaga medis merupakan wujud masih tingginya kasus infeksi di masyarakat, yang artinya masyarakat harus disiplin dalam melakukan upaya pencegahan,” kata Dicky seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (10/8/2020).
Selain itu, Dicky menyebut bahwa mereka yang datang ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya hanya sebagian kecil dari kasus infeksi yang terjadi.
“Karena pada umumnya, yang datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi mengalami keluhan. Riset menemukan 1 dari 5 penderita Covid-19 yang datang ke rumah sakit”, jelasnya.,” ujar dia.
Artinya, ada 80 persen kasus infeksi yang belum terdeteksi ada di masyarakat.
“Bila masyarakat tidak mengubah perilakunya, maka jumlah kasus Covid-19 berat hingga kritis ke rumah sakit akan semakin meningkat. Begitu pula dengan kematian,” kata Dicky.
Dihubungi secara terpisah, Dosen Public Health dari University of Derby Inggris, Dono Widiatmoko, juga mengimbau perlunya kewaspadaan masyarakat.
“Masyarakat tetap harus waspada. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia,” kata dia.
Seperti dikutip dari kompas.com Dono menyebut bahwa kewaspadaan ini perlu dilakukan melihat angka kasus yang masih terus menunjukkan peningkatan. Bahkan, jika kasus sudah menurun, bukan berarti kewaspadaan dapat diturunkan.
“Misalnya, di Inggris, meskipun jumlah kasus baru telah jauh menurun, tetap saja masih diterapkan kewaspadaan tinggi pada masyarakat. Apalagi di Indonesia, di mana kasusnya masih terus meningkat,” ujar Dono. (kompas.com/hli)